g, selain ahli ilmu tasawuf, Datu Suban juga ahli ilmu taguh (kebal), ilmu
kabariat, ilmu dapat berjalan di atas air, ilmu maalih rupa, ilmu pandangan
jauh, ilmu pengobatan, ilmu kecantikan, ilmu falakiah, ilmu tauhid dan ilmu
firasat, dengan ilmu yang dimilikinya banyaklah orang yang menuntut ilmu kepada
beliau dan murid beliau yang paling terkenal ada 13 orang, yaitu:
1.
Datu Murkat
2.
Datu Taming Karsa
3.
Datu Niang thalib
4.
Datu Karipis
5.
Datu Ganun
6.
Datu Argih
7.
Datu ungku
8.
Datu Labai Duliman
9.
Datu Harun
10. Datu Arsanaya
11. Datu Rangga
12. Datu Galuh Diang Bulan
13.
Datu Sanggul
Di antara ilmu-ilmu yang selalu diajarkan dalam setiap kesempatan,
beliau selalu mengajarkan ilmu mengenal diri (ilmu ma'rifat) dengan tarekat
memusyahadahkan Nur Muhammad, hal ini tidaklah mengherankan karena sebelum Datu Suban mengajarkan ajaran ma'rifat melalui tarekat Nur Muhammad ini, seorang
ulama Banjar yaitu syekh Ahmad Syamsuddin Al Banjari telah menulis asal
kejadian Nur Muhammad itu, yang naskahnya ditemukan oleh seorang orientalis bangsa
Belanda R.O.Winested.
Datu Suban dikenal sebagai wali Allah, beliau memiliki
karamah kasyaf yaitu terbukanya tabir rahasia bagi beliau sehingga dapat
mengetahui sampai di mana kemampuan murid muridnya dalam menerima ilmu-ilmu yang
diberikannya, seperti akan menyerahkan kitab pusaka yang kemudian hari
dinamakan kitab barencong, kitab tersebut beliau serahkan kepada Datu Sanggul
(abdussamad), murid terakhir yang belajar kepada beliau, menurut pandangan
kasyaf beliau, hanya Abdussamad lah yang dapat menerima, mengamalkan dan
mengajarkannya, karomah beliau yang lain beliau mengetahui ketika akan tiba
ajalnya, ketika dari mata beliau keluar sebuah sosok yang rupanya sangat bagus,
bercahaya dan berpakaian hijau, ini berarti tujuh hari lagi beliau akan
berpindah alam, empat hari kemudian dari tubuh Datu Suban keluar lagi cahaya
berwarna putih amat cemerlang, besarnya sama dengan tubuh beliau dan berbau
harum semerbak, ini berarti tiga hari lagi beliau akan meninggalkan dunia fana
ini, oleh karena itu beliau segera mengumpulkan semua murid muridnya, setelah
semua muridnya berkumpul beliau berkata, "Murid-murid yang aku cintai, kalian
jangan terkejut dengan panggilan mendadak ini, karena pertemuan kita hanya hari
ini saja lagi, nanti malam sekitar jam satu tengah malam aku akan meninggalkan
dunia yang fana ini, hal ini sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi, karena
ketentuan Allah telah berlaku".
Kemudian beliau membacakan firman Allah surat An Nahal
ayat 61 yang berbunyi: "Apabila sudah tiba waktu yang ditentukan maka
tidak seorang pun yang dapat mengundurkannya dan juga tidak ada yang dapat
mendahulukannya." mendengar ucapan beliau itu semua yang hadir diam
membisu seribu bahasa.
"Nah, waktuku
hampir tiba" kata Datu suban
memecah kesunyian itu. "Mari kita
berzikir bersama sama untuk mengantarkan kepergianku" kata
Datu Suban lagi. Semua
murid dipimpin oleh beliau serentak mengucapkan zikir "Hu Allah...Hu
Allah...Hu Allah...". "Perhatikanlah.. apabila aku turun kurang lebih
40 hasta sampai pada batu berwarna merah sebelah dan hitam sebelah, aku berdiri
disana nanti, maka pandanglah aku dengan sebenar benarnya, yang ada ini atau
yang tiada nanti, lihatlah aku ada atau tiada, kalau ada masih diriku ini tidak
menjadi tiada, berarti ilmu yang kuajarkan kepada kalian belum sejati, tetapi
bila aku menjadi tiada berarti ilmu yang kuajarkan kepada kalian adalah ilmu
sejati dan sempurna"
Setelah berkata demikian beliau diam, kemudian meletuslah
badan Datu Suban dan timbul asap putih, hilang asap putih timbul cahaya (nur)
yang memancar-mancar sampai ke atas ufuk yang tinggi, kemudian lenyap ditelan
kemunculan cahaya rembulan. Semua yang hadir takjub menyaksikan kejadian
itu, kemudian terdengar gemuruh ucapan murid murid
beliau... Inna lillahi wainna ilaihi raaji'uun.
Sumber:
- Manakib
Datu Suban Dan Para
Datu
- Cerita
Datu-Datu Terkenal Kalimantan
Selatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar